Arum, seorang gadis baru pindahan dari kampung. Rumah barunya berada di daerah Cengkareng, Jakarta Barat. Ia pindah bersama kedua orang tuanya dan adiknya yaitu Eka.
Suatu
ketika Arum dan Eka duduk di teras rumahnya, ada seorang cowok melihat k arah
Arum. Cowok itu bernama Yovie, tinggal tidak jauh dari rumahnya. Yovie menatap
wajah Arum, dalam hati berkata, “Wah manis sekali, siapa ya namanya”. Eka
mengetahui bahwa Yovie melihat Arum, kemudian Eka berkata,”Kak Arum, ada yang
ngelihatin tuh”. Arum pun melihat kearah Yovie dan tersenyum melihatnya. Yovie
pun membalas senyuman dari Arum.
Sore
pun tiba, ketika Arum membeli mpek-mpek di dekat gang rumahnya, tak lama Yovie
melihat Arum kemudian menghampirinya. Ketika Yovie menatap mata dan senyuman
Arum yang begitu menawan, Yovie pun mengajak berkenalan. “Hai, pindahan baru
ya?”, Tanya Yovie. Arum menjawab, “Iya”. “Boleh kenalan ga? Saya Yovie, tinggal
di ujung jalan situ”, tanya Yovie lagi. “Oh Yovie, saya Arum”, jawab Arum dengan
senyumannya yang ramah. Sejak saat itu Yovie jatuh hati kepada Arum karena
tatapan mata dan senyumannya yang penuh dengan kelembutan dan keramahan.
Malam
pun tiba, Yovie sedang bermain gitar sendiri di cakruk depan rumahnya. Malam
itu juga Arum berkenalan dengan anak-anak sekitar rumahnya. Mereka adalah Nur,
Fika, Tiara, Imam, Gabe, dan Afrian. Pada saat berkenalan Afrian dan Imam jatuh
hati pada pandangan pertama dengan Arum. Pada saat itu Arum tidak melihat
Yovie, lalu bertanya kepada teman-temannya. Belum sempat dijawab oleh
teman-temannya, tiba-tiba Yovie datang duduk didekat Arum. Pada saat itu Arum
merasa hal yang aneh.
Tak
lama kemudian Yovie bertanya kepada arum “Arum pengen dinyanyiin lagu apa?”,
tanya Yovie. Dengan penuh rasa malu Arum menjawab “Terserah Yovie aja”.
Kemudian Yovie bernyanyi dengan sepenuh hati agar Arum senang. Yovie
menyanyikan lagu dari Ungu yang berjudul Tercipta Untukku. Mendengar Yovie
bernyanyi begitu indah, Arum pun mulai jatuh hati dengan Yovie. Melihat Arum
dan Yovie sedang bernyanyi bersama timbullah kecemburuan dalam diri Afrian dan
Imam. Karena tidak suka melihat hal itu,
Afrian dan Imam pindah tempat duduk, mereka berdua duduk di sebelah Arum. Dalam
hati Yovie berkata “ ini anak pada ngapain, ga tau kita lagi asyik”. Tatapan
Afrian dan Imam begitu dingi terhada Yovie.
Waktu
isya tiba, adzan berkumandang. Mereka bergegas untuk melaksanakan kewajibannya
untuk shalat magrib di masjid. Setelah selesai dari masjid Yovie bertanya
kepada Arum “Nanti ada acara ga? Kalau tidak nanti Yovie jemput ya”. Arum
menjawab “Ga ada Yovie”. Setelah itu mereka pulang ke rumah masing-masing.
Sesuai
dengan janji Yovie, tak lama kemudian Yovie datang ke rumah Arum. Arum sudah
menunggu di teras rumahnya. Saat bertemu mereka saling bertatapan, “Sudah
siap?”, tanya Yovie. “Mau kemana kita?”, Arum balik bertanya. “Sudah ikut saja,
aku bakal jagain kamu kok, tenang saja”. Kemudian Yovie meminta izin kepada
ayah Arum.
Tibalah
Yovie dan Arum di suatu tempat, tempat dimana bisa melihat bintang yang indah.
“Mau ngapain kita kesini Yovie?”, tanya Arum. “Coba kamu lihat ke atas”, jawab
Yovie. “Waaaaaah indah banget, bintangnya banyak”, (sambil senyum melihat
bintang dengan wajah yang gembira). Tiba-tiba Yovie memegang tangan Arum (diam
seketika). Arum pun melihat wajah Yovie, dan jantungnya berdegup kencang. Yovie
berkata “Arum, tahukah kamu” (dengan muka yang serius). “Tahu apa Yovie?”,
tanya Arum. “Sejak pertama Yovie melihat Arum, melihat mata Arum, melihat
senyum Arum, Yovie jatuh cinta sama kamu Arum”, (dengan mendekatkan wajahnya ke
arah wajah Arum), ujar Yovie. (Terdiam saling bertatapan) “Yovie serius?”,
tanya Arum. “Ya, Yovie serius Rum. Apakah Arum mau, jadi pacar Yovie?” (dengan
penuh harapan). “Eeeem (terdiam lama menatap mata Yovie), iya Arum mau”, jawab
Arum dengan penuh rasa cinta. Yovie sangat senang mendengar jawaban itu.
Seketika Yovie beteriak “Yeeeeee, bapake mamake inyong duwe pacar”.
0 komentar:
Posting Komentar